Minggu, 29 Maret 2015
Pengerat bertopeng Pahlawan
Sentilan menyelekit dari kaum urban, untuk mereka para pemngemban masa depan yang dikuasai hawa nafsu.
Halalkan segala cara untuk penuhi pundi-pundi. Bungkam siapa saja yang menghalangi. Lupa diri bagai tak punya rasa cinta terhadap negeri ini.
COGITO ERGO SUM!
Cogito ergo sum adalah sebuah ungkapan yang diutarakan oleh Descartes, sang filsuf ternama dari Perancis.
Artinya adalah: "aku berpikir maka aku ada". Maksudnya kalimat ini
membuktikan bahwa satu-satunya hal yang pasti di dunia ini adalah
keberadaan seseorang sendiri. Keberadaan ini bisa dibuktikan dengan
fakta bahwa ia bisa berpikir sendiri.
Jika dijelaskan, kalimat "cogito ergo sum" berarti sebagai berikut.
Descartes ingin mencari kebenaran dengan pertama-tama meragukan semua
hal. Ia meragukan keberadaan benda-benda di sekelilingnya. Ia bahkan
meragukan keberadaan dirinya sendiri.
Descartes berpikir bahwa dengan cara meragukan semua hal termasuk
dirinya sendiri tersebut, dia telah membersihkan dirinya dari segala
prasangka yang mungkin menuntunnya ke jalan yang salah. Ia takut bahwa
mungkin saja berpikir sebenarnya tidak membawanya menuju kebenaran.
Mungkin saja bahwa pikiran manusia pada hakikatnya tidak membawa manusia
kepada kebenaran, namun sebaliknya membawanya kepada kesalahan.
Artinya, ada semacam kekuatan tertentu yang lebih besar dari dirinya
yang mengontrol pikirannya dan selalu mengarahkan pikirannya ke jalan
yang salah.
Sampai di sini, Descartes tiba-tiba sadar bahwa bagaimanapun pikiran mengarahkan dirinya kepada kesalahan, namun ia tetaplah berpikir.
Inilah satu-satunya yang jelas. Inilah satu-satunya yang tidak mungkin
salah. Maksudnya, tak mungkin kekuatan tadi membuat kalimat "ketika
berpikir, sayalah yang berpikir" salah. Dengan demikian, Descartes
sampai pada kesimpulan bahwa ketika ia berpikir, maka ia ada. Atau dalam
bahasa Latin: COGITO ERGO SUM, aku berpikir maka aku ada.
Rahasia - Payung Teduh
Tak ada sore dan udara menjadi segar
Tak ada gelap, lalu mata enggan menatap
Tak ada bintang mati, butiran pasir terbang ke langit
Tak ada fajar hanya remang malam
Semua tlah hilang terserah matahari
Tak ada gelap, lalu mata enggan menatap
Tak ada bintang mati, butiran pasir terbang ke langit
Tak ada fajar hanya remang malam
Semua tlah hilang terserah matahari
Harum mawar membunuh bulan
Rahasia tetap diam tak terucap
Untuk itu semua aku mencarimu
Berikan tanganmu jabat jemariku
Yang kau tinggalkan hanya harum tubuhmu
Berikan suaramu, balas semua bisikanku memanggil namamu
Atau kau ingin aku berteriak sekencang kencangnya
Agar seluruh ruangan ini bergetar oleh suara ku
Tentang Rumahku - Dialog Dini Hari
Tentang rumahku
Di ujung bukit karang yang berbatu
Beranda rumahku
Tumbuh tumbuhan liar tak tahu malu
Tentang rumahku
Berbagai macam musim telah kurengkuh
Jadi saksi bisu
Cerita mimpi indah di masa lalu
Yang terlahir dari sebuah gerbang waktu
Yang menjadi tembok kokoh mengitari rumahku
Adakah yang lebih indah dari semua ini
Rumah mungil dan cerita cinta yang megah
Bermandi cahaya di padang bintang
Aku bahagia
Tentang rumahku
Tak kan goyah walau badai mengamuk
Seperti pohon jati
Akarnya tertancap di poros bumi
Sewindu merindu
Kembali pulang dengan sebongkah haru
Senyum menyambut
Bagai rindu kumbang pada bunga di taman
Adakah yang lebih indah dari semua ini
Rumah mungil dan cerita cinta yang megah
Bermandi cahaya di padang bintang
Aku bahagia
Di ujung bukit karang yang berbatu
Beranda rumahku
Tumbuh tumbuhan liar tak tahu malu
Tentang rumahku
Berbagai macam musim telah kurengkuh
Jadi saksi bisu
Cerita mimpi indah di masa lalu
Yang terlahir dari sebuah gerbang waktu
Yang menjadi tembok kokoh mengitari rumahku
Adakah yang lebih indah dari semua ini
Rumah mungil dan cerita cinta yang megah
Bermandi cahaya di padang bintang
Aku bahagia
Tentang rumahku
Tak kan goyah walau badai mengamuk
Seperti pohon jati
Akarnya tertancap di poros bumi
Sewindu merindu
Kembali pulang dengan sebongkah haru
Senyum menyambut
Bagai rindu kumbang pada bunga di taman
Adakah yang lebih indah dari semua ini
Rumah mungil dan cerita cinta yang megah
Bermandi cahaya di padang bintang
Aku bahagia
Langganan:
Komentar (Atom)
